Sabtu, 29 Juni 2019

Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia


PENGARUH BAHASA GAUL
TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA
(Effect of Language Slang to Existence Indonesian)

Lathifah Hasibuan

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi
lathifahasibuan@gmail.com

Abstrak

Bahasa adalah identitas dari suatu negara ataupun wilayah yang digunakan sebagai alat komunikasi utama. Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi, mengungkapkan ide dan pendapat serta hubungan sosial lainnya. Dalam perkembangannya pemakaian bahasa Indonesia mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang disebut bahasa gaul. Pemakaian bahasa gaul tidak hanya dipakai oleh remaja, tak jarang orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik dalam waktu formal maupun non formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar. Alangkah baiknya bila kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tetap terjaga. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, jadi sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dan menghormati bahasa nasionalnya, kita harus menjaga serta turut melestarikan bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.

Kata kunci: Bahasa Indonesia, Bahasa Gaul, ciri-ciri,dampak, penanggulangan.












BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa merupakan simbol khas dari suatu negara atau pun wilayah, karena bahasa merupakan unsur vital dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi paling utama. Dalam melakukan interaksi, hubungan sosial dengan sesama di masyarakat, setiap orang butuh bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia ini, karena setiap negara mepunyai bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa umum atau utama dalam bernegara, berbeda dengan negara Amerika yang menggunakan bahasa Inggris dalam bernegara. Jadi, bahasa juga dapat menjadi ciri dari suatu negara.
Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam bahasa yang berbeda tiap pulau dan daerahnya yang disebut bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam keadaan nonformal, dalam arti saat berinteraksi sesama warga satu daerah. Sedangkan dalam acara formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penuturnya, karena bahasa Indonesialah yang diakui dan disepakati rakyat Indonesia dalam Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dengan diungkapkannya kedua permasalahan tersebut di atas secara teoritis bermanfaat bagi peneliti bahasa Indonesia untuk mengkaji pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Dan bagi guru dan penulis buku pelajaran bahasa Indonesia, tulisan ini dapat bermanfaat untuk menjelaskan tata bahasa Indonesia secara cermat kepada siswa tentang fenomena pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia, dampak positif dan negatif   dari pengaruh bahasa gaul, serta upaya penanggulangan agar bahasa Indonesia tidak tergeserkan oleh adanya bahasa gaul tersebut.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.        Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia saat ini ?
2.        Apa pengaruh eksistensi bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia ?
3.        Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa gaul?
4.        Bagaimana mengatasi perkembangan dan pemakaian bahasa gaul terhadap remaja?

C.      TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1.        Menjelaskan eksistensi bahasa Indonesia saat ini
2.        Menjelaskan pengaruh eksistensi bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia
3.        Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa gaul
4.        Menjelaskan cara mengatasi perkembangan dan pemakaian bahasa gaul terhadap remaja.

D.      METODE PENULISAN
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan mebaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dengan tema makalah.










BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI BAHASA
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Dari pendapat Keraf diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena dengan bahasa, orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Selain itu, bahasa juga mencakup sistem lambang bunyi yang arbitrer dan sistem bunyi yang memiliki arti serta makna.

B.       PENGERTIAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA GAUL
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian Besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Bahasa prokem atau Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa. Misalnya, kata bapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi -ok- menjadi bokap. Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.
Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Ciri-Ciri Bahasa Gaul

1.        Kosakata Khas: berkata → bilang, berbicara → ngomong, cantik →kece, dia → doi, doski, kaya →tajir, bahaya →berabe, ayah → bokap, ibu → nyokap, cinta →cintrong, aku →gua, gue, gwa, kamu → lu, lo, elu, kita → kite dll.
2.        Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah → udah, saja → aja, sama → ama, memang → emang, dll.
3.        Penghilangan huruf “h”: habis → abis, hitung → itung, hujan → ujan, hilang → ilang, hati → ati, hangat → anget, tahu → tau, lihat → liat, pahit → pait, tahun → taon, bohong → boong, dll.
4.        Penggantian huruf "a" dengan "e": benar → bener, cepat → cepet, teman→ temen, cakap → cakep, sebal → sebel, senang → seneng, putar → puter, seram →serem.
5.        Penggantian diftong "au", "ai" dengan "o" dan "e": kalau → kalo, sampai → sampe, satai → sate, gulai → gule, capai → cape, kerbau → kebo, pakai → pake, mau (bukan diftong) → mo, dll.
6.        Pemendekan kata atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang: terima kasih → makasi/trims, bagaimana → gimana, begini → gini, begitu → gitu, ini → nih, itu → tuh.
7.        Peluluhan sufiks me-, pe- seperti: membaca → baca, bermain → main, berbelanja → belanja, membeli → beli, membawa → bawa, pekerjaan → kerjaan, permainan → mainan, dst.
8.        Penggunaan akhiran "-in" untuk menggantikan akhiran "-kan": bacakan → bacain, mainkan → mainin, belikan → beliin, bawakan → bawain, hidupkan → hidupin , dst.
9.        Nasalisasi kata kerja dengan kata dasar berawalan 'c': mencuci → nyuci, mencari → nyari, mencium → nyium, menceletuk → nyeletuk, mencolok → nyolok.
10.    Untuk membentuk kata kerja transitif, cenderung menggunakan proses nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup rumit dihindarkan.
11.    Proses nasalisasi kata kerja aktif+ in untuk membentuk kata kerja transitif aktif: memikirkan→ mikirin, menanyakan → nanyain, merepotkan → ngerepotin, mengambilkan → ngambilin.
12.    Bentuk pasif 1: di + kata dasar + in: diduakan → diduain, ditunggui → ditungguin, diajari → diajarin, ditinggalkan → ditinggalin
13.    Bentuk pasif 2: ke + kata dasar yang merupakan padanan bentuk pasif "ter-" dalam bahasa Indonesia baku: tergaet → kegaet, tertimpa → ketimpa, terpeleset → kepeleset, tercantol → kecantol, tertipu → ketipu, tertabrak → ketabrak

C.      DAMPAK DARI PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Dampak dari pengaruh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia adalah Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembusukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa.
Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.

D.      MEDIA MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA GAUL
Terlihat dari contoh struktur bahasa gaul bahwa media sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa gaul, khususnya situs-situs jejaring sosial. Penikmat situs-situs jejaring sosial kebanyakan adalah remaja. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa gaul, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh remaja lain. Selain remaja anak sekolah dasar pun banyak yang menggunakan situs jejaring sosial. Berarti banyak juga anak sekolah dasar yang seharusnya diberikan atau diajarkan bahasa yang baik dan benar dengan adanya situs jejaring sosial sebagai media juga dapat berpengaruh besar.
Tapi tak dapat dipungkiri bahwa penyerapan bahasa gaul dikalangan anak dan remaja yang tengah menjadi tren merupakan bagian dari konformitas terhadap lingkungan. Yang dimaksud konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial anak usia SD dan remaja, konformitas memang amat diperlukan karena akan meningkatkan self esteem (harga diri) anak. Jadi, biarkan saja anak SD ataupun remaja yang memang diperlukan bagi perkembangan sosialnya. Yang harus diajarkan pada anak adalah soal penempatan, dalam arti kapan dan kepada siapa bahasa tersebut boleh digunakan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa media berpengaruh besar terhadap penyebaran bahasa gaul.

BAB III
HASIL PENELITIAN

A.      Cara Mengatasi Perkembangan Bahasa Gaul
Tidak dapat dipungkiri lagi, dalam bermasyarakat, bersosialisasi lebih sering menggunakan bahasa gaul. Anak-anak dan para remaja dalam perkembangan psikologis pun tidak bisa ditolak atau dicegah untuk tidak terbiasa dengan bahasa gaul, karena itu memang suatu proses dalam psikologisnya. Dengan kata lain penggunaan bahasa gaul tidak bisa kita hilangkan atau cegah perkembangannya.
Yang dapat kita lakukan yaitu :
1.        Memberi pengertian yang lebih mendalam akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar,
2.        Menanamkan sikap cinta bahasa sendiri pada anak-anak atau remaja dengan berbagai cara, contohnya mengadakan lomba puisi dan lain-lain,
3.        Inisiatif dan kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri.

B.       Langkah-langkah penanggulangan agar bahasa Indonesia tidak tergeserkan antara lain:
·           Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
·           Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
·           Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
·           Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya.
·           Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.
·           Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar.
·           Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan.

























BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Namun disisi lain kita tidak bisa mencegahnya apalagi dikalangan anak-anak dan remaja karena perkembangan psikologis keduanya menuntut mereka agar diakui di masyarakat dan salah satunya dengan mengikuti tren bahasa gaul itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan bahasa gaul tidak dapat dicegah tetapi dapat diminimalisir jika kita kembali meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri.

A.      Saran
Kami menyadari bahwa laporan hasil penelitian yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran  dari teman-teman maupun rekan-rekan sangat kami harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Demikian dan terima kasih.



























DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus, dkk. (2010). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.  Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Anggraeni, C.K.P. 2012. Menyikapi Penggunaan Bahasa Indonesia Gaul di Dunia Pendidikan(online) (http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/22/menyikapi-penggunaan-bahasaindonesia-gaul-di-dunia-pendidikan-448354.html) di akses 25 Desember 2014
Arifin, E. Zainal et al. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Akademika Pressindo.Jakarta. 2006
Atih, A. 2013. Pengaruh bahasa gaul terhadap perilaku remaja (online) (http://aniatih.blogspot.com/2013/11/pengaruh-bahasa-gaul-terhadap-perilaku.html) di akses 25 Desember 2014
Faizah, Umi. 2009.Bahasa Indonesi, Antara Variasi dan Penggunaan.     (online) (www.bahasa-indonesi-antara-variasi-dan-penggunaan) diakses 25 Desember 2014
Gracella grace. 2014. Karya tulis pengaruh bahasa gaul (online) (http://gracellagrace.blogspot.com/2014/03/karya-tulis-pengaruh-bahasa-gaul.html) di akses 25 Desember 2014
Harmoko, 2014. Pengaruh Bahasa Gaul Remaja Terhadap Bahasa Indonesia (online) (http://mocoe.wordpress.com/2010/10/06/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-terhadap bahasa-indonesia/) di akses 25 Desember 2014
Sofa, 2009. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja (online) (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja) di akses 25 Desember 2014
(http://evazahrotul.blogspot.com/2013/10/maraknya-penggunaan-bahasa indonesia.html ) di akses 25 desember 2014

1 komentar:

  1. How to make money off of casinos - Work-Tomakemoney
    Learn how หาเงินออนไลน์ to make money off of casinos 바카라 Casino games are rigged to create and publish, the casino is 샌즈카지노 rigged to operate and has no information about its players.

    BalasHapus