PENGARUH BAHASA GAUL
TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA
(Effect
of Language Slang to Existence Indonesian)
Lathifah Hasibuan
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No. 74 Kel.
Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi
lathifahasibuan@gmail.com
Abstrak
Bahasa
adalah identitas dari suatu negara ataupun wilayah yang digunakan sebagai alat
komunikasi utama. Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi,
mengungkapkan ide dan pendapat serta hubungan sosial lainnya. Dalam
perkembangannya pemakaian bahasa Indonesia mulai bergeser digantikan dengan
pemakaian bahasa anak remaja yang disebut bahasa gaul. Pemakaian bahasa gaul
tidak hanya dipakai oleh remaja, tak jarang orang berpendidikan pun menggunakan
bahasa gaul ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik dalam waktu
formal maupun non formal mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan
tidak benar. Alangkah baiknya bila kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, sehingga keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
tetap terjaga. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, jadi sebagai
masyarakat Indonesia yang peduli dan menghormati bahasa nasionalnya, kita harus
menjaga serta turut melestarikan bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila
kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara
langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, Bahasa Gaul, ciri-ciri,dampak,
penanggulangan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa merupakan simbol khas dari
suatu negara atau pun wilayah, karena bahasa merupakan unsur vital dalam
berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi paling utama. Dalam melakukan
interaksi, hubungan sosial dengan sesama di masyarakat, setiap orang butuh
bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia ini, karena setiap negara mepunyai
bahasa masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan bahasa dapat
membedakan antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Negara Indonesia menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa umum atau utama dalam bernegara, berbeda dengan negara
Amerika yang menggunakan bahasa Inggris dalam bernegara. Jadi, bahasa juga
dapat menjadi ciri dari suatu negara.
Negara Indonesia yang terdiri dari
banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam bahasa yang berbeda tiap
pulau dan daerahnya yang disebut bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam
keadaan nonformal, dalam arti saat berinteraksi sesama warga satu daerah.
Sedangkan dalam acara formal menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
penuturnya, karena bahasa Indonesialah yang diakui dan disepakati rakyat
Indonesia dalam Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai
penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran
informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada
kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari
sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang
digunakan menjadi tidak baik.
Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam
pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa
gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari
semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Dengan diungkapkannya kedua
permasalahan tersebut di atas secara teoritis bermanfaat bagi peneliti bahasa
Indonesia untuk mengkaji pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa
Indonesia. Dan bagi guru dan penulis buku pelajaran bahasa Indonesia, tulisan
ini dapat bermanfaat untuk menjelaskan tata bahasa Indonesia secara cermat kepada
siswa tentang fenomena pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa
Indonesia, dampak positif dan negatif
dari pengaruh bahasa gaul, serta upaya penanggulangan agar bahasa
Indonesia tidak tergeserkan oleh adanya bahasa gaul tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia saat ini ?
2.
Apa pengaruh eksistensi bahasa gaul terhadap Bahasa
Indonesia ?
3.
Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa gaul?
4.
Bagaimana mengatasi perkembangan dan pemakaian bahasa gaul
terhadap remaja?
C.
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1.
Menjelaskan eksistensi bahasa Indonesia saat ini
2.
Menjelaskan pengaruh eksistensi bahasa gaul terhadap Bahasa
Indonesia
3.
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
gaul
4.
Menjelaskan cara mengatasi perkembangan dan pemakaian bahasa
gaul terhadap remaja.
D.
METODE PENULISAN
Makalah
ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan
yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil
data melalui kegiatan mebaca berbagai literatur yang relevan dengan tema
makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dengan tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI BAHASA
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Dari pendapat Keraf diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Bahasa
adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena dengan bahasa,
orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi
kehidupan bermasyarakat. Selain itu, bahasa juga mencakup sistem lambang bunyi
yang arbitrer dan sistem bunyi yang memiliki arti serta makna.
B.
PENGERTIAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA GAUL
Bahasa
Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia
diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut
pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau
sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan
berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa
Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat
ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun
dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian Besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa
ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
(kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa
ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat
resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa
bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Bahasa prokem
atau Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim
digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam
yang disebut sebagai bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai oleh kata-kata
Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir
kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa. Misalnya,
kata bapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi -ok- menjadi bokap.
Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para narapidana.
Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis
dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
Bahasa prokem
Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang
dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa
prokem yang berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa
Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum
remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.
Kata prokem
sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar
kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang
kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari
kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem,
penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah)
memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode
kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Contoh yang
sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini
menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D,
sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak
mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa
yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini
dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Belakangan ini
bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa
pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak
remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan
di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria).
Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby
Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan
menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Ciri-Ciri Bahasa Gaul
1.
Kosakata Khas: berkata → bilang, berbicara → ngomong, cantik
→kece, dia → doi, doski, kaya →tajir, bahaya →berabe, ayah → bokap, ibu →
nyokap, cinta →cintrong, aku →gua, gue, gwa, kamu → lu, lo, elu, kita → kite
dll.
2.
Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah → udah, saja → aja,
sama → ama, memang → emang, dll.
3.
Penghilangan huruf “h”: habis → abis, hitung → itung, hujan
→ ujan, hilang → ilang, hati → ati, hangat → anget, tahu → tau, lihat → liat,
pahit → pait, tahun → taon, bohong → boong, dll.
4.
Penggantian huruf "a" dengan "e": benar
→ bener, cepat → cepet, teman→ temen, cakap → cakep, sebal → sebel, senang →
seneng, putar → puter, seram →serem.
5.
Penggantian diftong "au", "ai" dengan
"o" dan "e": kalau → kalo, sampai → sampe, satai → sate,
gulai → gule, capai → cape, kerbau → kebo, pakai → pake, mau (bukan diftong) →
mo, dll.
6.
Pemendekan kata atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang:
terima kasih → makasi/trims, bagaimana → gimana, begini → gini, begitu → gitu,
ini → nih, itu → tuh.
7.
Peluluhan sufiks me-, pe- seperti: membaca → baca, bermain →
main, berbelanja → belanja, membeli → beli, membawa → bawa, pekerjaan → kerjaan,
permainan → mainan, dst.
8.
Penggunaan akhiran "-in" untuk menggantikan
akhiran "-kan": bacakan → bacain, mainkan → mainin, belikan → beliin,
bawakan → bawain, hidupkan → hidupin , dst.
9.
Nasalisasi kata kerja dengan kata dasar berawalan 'c':
mencuci → nyuci, mencari → nyari, mencium → nyium, menceletuk → nyeletuk,
mencolok → nyolok.
10.
Untuk membentuk kata kerja transitif, cenderung menggunakan
proses nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan
"-i" yang cukup rumit dihindarkan.
11.
Proses nasalisasi kata kerja aktif+ in untuk membentuk kata
kerja transitif aktif: memikirkan→ mikirin, menanyakan → nanyain, merepotkan →
ngerepotin, mengambilkan → ngambilin.
12.
Bentuk pasif 1: di + kata dasar + in: diduakan → diduain,
ditunggui → ditungguin, diajari → diajarin, ditinggalkan → ditinggalin
13.
Bentuk pasif 2: ke + kata dasar yang merupakan padanan
bentuk pasif "ter-" dalam bahasa Indonesia baku: tergaet → kegaet,
tertimpa → ketimpa, terpeleset → kepeleset, tercantol → kecantol, tertipu →
ketipu, tertabrak → ketabrak
C. DAMPAK DARI PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
Dampak dari pengaruh bahasa gaul
terhadap perkembangan bahasa Indonesia adalah Eksistensi Bahasa Indonesia
Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.Berbahasa sangat erat kaitannya dengan
budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam
pembusukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan
semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan
identitas bangsa.
Dalam kondisi demikian, diperlukan
pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak
mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa
tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan
terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak
adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda
inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di
masyarakat.
D. MEDIA
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA GAUL
Terlihat dari contoh struktur bahasa
gaul bahwa media sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa gaul, khususnya
situs-situs jejaring sosial. Penikmat situs-situs jejaring sosial kebanyakan
adalah remaja. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan
bahasa gaul, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh remaja lain. Selain remaja
anak sekolah dasar pun banyak yang menggunakan situs jejaring sosial. Berarti
banyak juga anak sekolah dasar yang seharusnya diberikan atau diajarkan bahasa
yang baik dan benar dengan adanya situs jejaring sosial sebagai media juga
dapat berpengaruh besar.
Tapi tak dapat dipungkiri bahwa
penyerapan bahasa gaul dikalangan anak dan remaja yang tengah menjadi tren
merupakan bagian dari konformitas terhadap lingkungan. Yang dimaksud
konformitas adalah meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan.
Dalam perkembangan sosial anak usia SD dan remaja, konformitas memang amat
diperlukan karena akan meningkatkan self esteem (harga diri) anak. Jadi,
biarkan saja anak SD ataupun remaja yang memang diperlukan bagi perkembangan
sosialnya. Yang harus diajarkan pada anak adalah soal penempatan, dalam arti kapan
dan kepada siapa bahasa tersebut boleh digunakan. Dari penjelasan di atas dapat
dikatakan bahwa media berpengaruh besar terhadap penyebaran bahasa gaul.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Cara
Mengatasi Perkembangan Bahasa Gaul
Tidak dapat dipungkiri lagi, dalam
bermasyarakat, bersosialisasi lebih sering menggunakan bahasa gaul. Anak-anak
dan para remaja dalam perkembangan psikologis pun tidak bisa ditolak atau
dicegah untuk tidak terbiasa dengan bahasa gaul, karena itu memang suatu proses
dalam psikologisnya. Dengan kata lain penggunaan bahasa gaul tidak bisa kita
hilangkan atau cegah perkembangannya.
Yang
dapat kita lakukan yaitu :
1.
Memberi pengertian yang lebih mendalam akan pentingnya
berbahasa yang baik dan benar,
2.
Menanamkan sikap cinta bahasa sendiri pada anak-anak atau
remaja dengan berbagai cara, contohnya mengadakan lomba puisi dan lain-lain,
3.
Inisiatif dan kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri.
B. Langkah-langkah penanggulangan agar bahasa Indonesia tidak
tergeserkan antara lain:
·
Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan
pentingnya dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang
menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih
untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat
setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat
mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
·
Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu
kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel
atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan
remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
·
Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli
terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
·
Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi
penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan
penggunaannya.
·
Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun
sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku
dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat,
masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola
mereka.
·
Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di
perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik
berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain
drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga
dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan
praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa
Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar
baik dan benar.
·
Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia
dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa
Indonesia. Namun disisi lain kita tidak bisa mencegahnya apalagi dikalangan
anak-anak dan remaja karena perkembangan psikologis keduanya menuntut mereka
agar diakui di masyarakat dan salah satunya dengan mengikuti tren bahasa gaul
itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan bahasa gaul tidak dapat dicegah
tetapi dapat diminimalisir jika kita kembali meningkatkan eksistensi bahasa
Indonesia itu sendiri.
A.
Saran
Kami menyadari bahwa laporan hasil
penelitian yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari teman-teman maupun rekan-rekan sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penelitian ini. Demikian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus, dkk.
(2010). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Anggraeni,
C.K.P. 2012. Menyikapi Penggunaan Bahasa Indonesia Gaul di Dunia
Pendidikan(online) (http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/22/menyikapi-penggunaan-bahasaindonesia-gaul-di-dunia-pendidikan-448354.html)
di akses 25 Desember 2014
Arifin, E.
Zainal et al. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Akademika
Pressindo.Jakarta. 2006
Atih, A. 2013.
Pengaruh bahasa gaul terhadap perilaku remaja (online) (http://aniatih.blogspot.com/2013/11/pengaruh-bahasa-gaul-terhadap-perilaku.html) di akses 25
Desember 2014
Faizah, Umi.
2009.Bahasa Indonesi, Antara Variasi dan Penggunaan. (online) (www.bahasa-indonesi-antara-variasi-dan-penggunaan)
diakses 25 Desember 2014
Gracella
grace. 2014. Karya tulis pengaruh bahasa gaul (online) (http://gracellagrace.blogspot.com/2014/03/karya-tulis-pengaruh-bahasa-gaul.html) di akses 25
Desember 2014
Harmoko, 2014.
Pengaruh Bahasa Gaul Remaja Terhadap Bahasa Indonesia (online) (http://mocoe.wordpress.com/2010/10/06/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-terhadap
bahasa-indonesia/) di akses 25 Desember 2014
Sofa, 2009.
Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja (online) (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja)
di akses 25 Desember 2014
(http://evazahrotul.blogspot.com/2013/10/maraknya-penggunaan-bahasa indonesia.html
) di akses 25 desember 2014
How to make money off of casinos - Work-Tomakemoney
BalasHapusLearn how หาเงินออนไลน์ to make money off of casinos 바카라 Casino games are rigged to create and publish, the casino is 샌즈카지노 rigged to operate and has no information about its players.